1. Pengolahan Tanah
Tanah di bajak (disingkal) atau di cangkul
Pemupukan Organik kompos/Bokashi 1-3 ton/ha sebagai pupuk dasar.
Tanah di bajak (disingkal) atau di cangkul
Pemupukan Organik kompos/Bokashi 1-3 ton/ha sebagai pupuk dasar.
Setelah tanah diratakan semprotkan larutan Bio Organik Herbafarm 1 tutup btl / 2 ltr air, lahan dijemur (di keringkan) minimal 3 hari sebelum ditanam, buatlah parit di bagian pinggir dan tengah tiap petakan sawah untuk memudahkan pengaturan air.
2. Persiapan Bibit
Kebutuhan benih untuk tanaman padi adalah 10 - 20 kg per hektar lahan.
2. Persiapan Bibit
Kebutuhan benih untuk tanaman padi adalah 10 - 20 kg per hektar lahan.
Benih sebelum disemai diuji dalam larutan air garam, biji yang terapung singkirkan sementara yang tenggelam (yang berisi padat) untuk dijadikan benih.
Rendam dalam larutan Probiotik (BIO ORGANIK Herbafarm) 1 - 3 jam dosis 1 tutup btl dicamapur air 3-5 liter, kemudian diperam sampai keluar akar 1 mm lalu di semai pada lahan yg sudah disediakan.
3. Penanaman
Bibit siap dipindahkan ke lahan setelah mencapai umur maksimal 12 – 17 hari setelah semai. Sistem tanam tunggal, yaitu satu lubang tanam diisi satu atau dua bibit padi, agar padi tidak berebut hara. Selain itu, bibit ditanam dangkal, yaitu pada kedalaman 2—3 cm dengan bentuk perakaran horizontal (seperti huruf L).
Jarak tanam lebar, 25 cm x 25 cm atau 30 cm x 30 cm.
Lebih diutamakan dengan mengunakan legowo 2, 3, 4, atau 5 ( 100 cm ditanami 5 baris 25x25 cm, 50 cm kosongkan. fungsinya untuk penyinaran matahari (potosintesis secara maksimal, pengaturan air dan penyemprotan, serta akar dapat menyerap hara secara maksimal, jumlah anakan lebih banyak).
Jarak tanam lebar, 25 cm x 25 cm atau 30 cm x 30 cm.
Lebih diutamakan dengan mengunakan legowo 2, 3, 4, atau 5 ( 100 cm ditanami 5 baris 25x25 cm, 50 cm kosongkan. fungsinya untuk penyinaran matahari (potosintesis secara maksimal, pengaturan air dan penyemprotan, serta akar dapat menyerap hara secara maksimal, jumlah anakan lebih banyak).
Contoh Legowo 4, lahan diairi jika akan dilakuan penyiangan. |
4. Pemupukan Setelah Tanam
Pemupukan dalam jumlah terbatas tapi rutin antara 5 – 14 hari, Pada masa vegetatif yaitu masa pertumbuhan akar dan anakan (umur padi 1 - 30 HST) mulai umur 7 atau 10 HST, 1 bln 4 x aplikasi, berikan pupuk Cair Bio Organik Herbafarm secara berkala dan Pemupukan tambahan pada fase Generatif yaitu masa primordia & masa pengisian buah. (dosis standar 2 tutp botol di larutkan dgn 2 liter air)
5. Pengelolaan Air, Penyiangan & Pemupukan.
Proses pengelolaan air dan penyiangan dalam metode Tani padi organik dilakukan sebagai berikut :
• Ketika padi mencapai umur 1- 8 hari sesudah tanam (HST), keadaan air di lahan adalah “macak-macak”.
• Sesudah padi mencapai umur 9-10 HST, air kembali digenangkan dengan ketinggian 2-3 cm selama 1 malam saja. Ini dilakukan untuk memudahkan penyiangan tahap pertama. Semprotkan Pupuk Bio Organik Herbafarm tahan ke 1. Setelah penyiangan.
• Setelah selesai disiangi, sawah kembali dikeringkan sampai padi mencapai umur 18 HST. Semprotkan Pupuk Bio Organik Herbafarm, tahap ke 2 pada umur padi 15 HST.
• Umur 19-20 HST sawah kembali digenangi untuk memudahkan penyiangan tahap kedua. Pertahankan air selalu macak-macak, dan semprotkan Pupuk Bio Organik tahap ke 3. & penyemprotan tahap ke 4 pada saat umur padi 25 HST.
• Selanjutnya Semprotkan Pupuk Bio Organik Herbafarm tahap ke 5 pada saat umur padi 40 HST.
Setelah padi berbunga, sawah diairi kembali setinggi 1-2 cm dan kondisi ini dipertahankan sampai padi “masak susu”. Semprotkan Pupuk Bio Organik Herbafarm tahap terakir. Hal ini dilakuan agar bulir padi berisi penuh, lebih jernih dan bobot lebih berat. (± 15-20 hari sbl panen).
Kemudian sawah kembali dikeringkan sampai saat panen tiba.
Penyiangan rumput dilakukan dengan garuk yang berputar agar airasi (penyerapan oksigen & Nitrogen) kedalam tanah secara maksimal, yang akan ikat oleh mikroba Azosprilum, sp. penambat Nitrogen non simbiotik.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Pengendalian hama dilakukan dengan sistem PHT ( Pengelolaan Hama Terpadu). Memperhatikan unsur-unsur dalam agroekosistem : matahari, tanaman, mikroorganisme, air, oksigen, dan musuh alami.
Pengendalian hama dilakukan dengan sistem PHT ( Pengelolaan Hama Terpadu). Memperhatikan unsur-unsur dalam agroekosistem : matahari, tanaman, mikroorganisme, air, oksigen, dan musuh alami.