Jumat, 14 Januari 2011

Pola Tanaman Padi Organik.

1. Pengolahan Tanah
 
Tanah
di bajak (disingkal) atau di cangkul
Pemupukan Organik kompos/Bokashi 1-3 ton/ha sebagai pupuk dasar.
Setelah tanah diratakan semprotkan larutan Bio Organik Herbafarm 1 tutup btl / 2 ltr air, lahan dijemur (di keringkan) minimal 3 hari sebelum ditanam, buatlah parit di bagian pinggir dan tengah tiap petakan sawah untuk memudahkan pengaturan air.

2. Persiapan Bibit

Kebutuhan benih untuk tanaman padi  adalah 10 - 20 kg per hektar lahan.
Benih sebelum disemai diuji dalam larutan air garam, biji yang terapung singkirkan sementara yang tenggelam (yang berisi padat) untuk dijadikan benih.
Rendam dalam larutan Probiotik (BIO ORGANIK Herbafarm) 1 - 3 jam dosis 1 tutup btl  dicamapur air 3-5 liter, kemudian diperam sampai keluar akar 1 mm lalu di semai pada lahan yg sudah disediakan.
3. Penanaman
Bibit siap dipindahkan ke lahan setelah mencapai umur maksimal 12 – 17 hari setelah semai. Sistem tanam tunggal, yaitu satu lubang tanam diisi satu atau dua bibit padi, agar padi tidak berebut hara. Selain itu, bibit ditanam dangkal, yaitu pada kedalaman 2—3 cm dengan bentuk perakaran horizontal (seperti huruf L).
Jarak tanam lebar, 25 cm x 25 cm atau 30 cm x 30 cm. 

Lebih diutamakan dengan mengunakan legowo 2, 3, 4, atau 5 ( 100 cm ditanami 5 baris 25x25 cm,  50 cm kosongkan. fungsinya untuk penyinaran matahari (potosintesis secara maksimal, pengaturan air dan penyemprotan, serta akar dapat menyerap hara secara maksimal, jumlah anakan lebih banyak).
 
Contoh Legowo 4, lahan diairi jika akan dilakuan penyiangan.
 

4. Pemupukan Setelah Tanam

Pemupukan dalam jumlah terbatas tapi rutin antara 5 – 14 hari, Pada masa vegetatif yaitu masa pertumbuhan akar dan anakan (umur padi 1 - 30 HST) mulai umur 7 atau 10 HST, 1 bln 4 x aplikasi, berikan pupuk Cair  Bio Organik Herbafarm secara berkala dan Pemupukan tambahan pada fase Generatif yaitu masa primordia & masa pengisian buah. (dosis standar 2 tutp botol di larutkan dgn 2 liter air)
5. Pengelolaan Air, Penyiangan & Pemupukan.
Proses pengelolaan air dan penyiangan dalam metode Tani padi organik dilakukan sebagai berikut :
      Ketika padi mencapai umur 1- 8 hari sesudah tanam (HST), keadaan air di lahan adalahmacak-macak”.
     Sesudah padi mencapai umur 9-10 HST, air kembali digenangkan dengan ketinggian 2-3 cm selama 1 malam saja. Ini dilakukan untuk memudahkan penyiangan tahap pertama. Semprotkan Pupuk Bio Organik Herbafarm tahan ke 1. Setelah penyiangan.
     Setelah selesai disiangi, sawah kembali dikeringkan sampai padi mencapai umur 18 HST. Semprotkan Pupuk Bio Organik Herbafarm, tahap ke 2  pada umur padi 15 HST.
    Umur 19-20 HST sawah kembali digenangi untuk memudahkan penyiangan tahap kedua. Pertahankan air selalu macak-macak, dan  semprotkan  Pupuk Bio Organik tahap ke 3.  &  penyemprotan tahap ke 4  pada saat umur padi 25 HST.
     Selanjutnya Semprotkan Pupuk Bio Organik Herbafarm tahap ke 5 pada saat umur padi 40 HST.  
       Setelah padi berbunga, sawah diairi kembali setinggi 1-2 cm dan kondisi ini dipertahankan sampai padimasak susuSemprotkan Pupuk Bio Organik Herbafarm tahap terakir. Hal ini dilakuan agar bulir padi berisi penuh, lebih jernih dan bobot lebih berat. (± 15-20 hari sbl panen).
Kemudian sawah kembali dikeringkan sampai saat panen tiba. 
 Penyiangan rumput dilakukan dengan garuk yang berputar agar airasi (penyerapan oksigen & Nitrogen) kedalam tanah secara maksimal, yang akan ikat oleh mikroba Azosprilum, sp. penambat Nitrogen non simbiotik.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

Pengendalian hama dilakukan dengan sistem PHT ( Pengelolaan Hama Terpadu). Memperhatikan unsur-unsur dalam agroekosistem : matahari, tanaman, mikroorganisme, air, oksigen, dan musuh alami.

Cara yang dilakukan petani misalnya dengan menggunakan Pestisida Organik berupa ramuan yang diolah dari bahan-bahan alami dan musuh alami yang berasal dari jamur dan virus untuk menghalau hama, seperti wereng, penggerek batang, walang sangit, keong mas, tikus & burung. 
Hasil panen meningkat 1,5 ton di pemakaian pertama pupuk Herbafarm, luas lahan 10.400 m2 biasanya mendapat hasil 7 ton, dengan menggunakan pupuk kimia 5 - 7 kwintal. Setelah menggunakan Herbafarm pupuk kimia 2 kwintal, Herbafarm 5 btl (5 x Aplikasi) di semprot setelah umur 10 HST. Hasil mendapat 8,5 ton. ( petani Bp. Aceng Kp. Ranggon - Karawang - Jawa Barat).

Rabu, 12 Januari 2011

Petani Diharap Makin Hati-hati pada Herbisida Roundup

oleh : Mediyansyah, 16-Feb-2009, 15:32:10 WIB

Kabar Indonesia  - Para Ilmuwan menemukan Herbisida Roundup dalam kadar yang sangat kecil pun dapat membahayakan dan mematikan sel manusia. Dr Mae-Wan Ho dan Brett Cherry, di industri Biologi Caen, Prancis, mengatakan bahwa empat formula herbisida glyphosate dari Roundup yang diproduksi Monsanto, sangat beracun terhadap sel manusia, walau ini telah diencerkan jauh di bawah konsentrasi yang disarankan oleh untuk penggunaan pertanian.

Empat jenis herbisida Roundup adalah formula campuran bahan glyphosate dengan berbagai bahan "adjuvant" (adjuvant adalah 'booster' yang ditambahkan ke dalam untuk meningkatkan efek bahan aktif herbisida).

Sekarang ini, formula Roundup berada di "papan atas" dunia sebagai herbisida bebas, dan peranannya terus meluas. Karena terutama diaplikasikan pada lebih 75% dari tanaman modifikasi-genetika yang memang direkayasa tahan pada herbisida Roundup (Roundup tolerant).

Pencemaran Utama di Sungai
Di Indonesia, herbisida Roundup ini digunakan secara luas oleh petani kita untuk membunuh tanaman liar. Pemasaran racun gulma ini begitu bebas dan luas, sehingga mudah ditemukan hingga ke warung-warung kecil dipedesaan. Sejak sistem TOT (Tanpa Olah Tanah) diperkenalkan kepada petani Indonesia, penggunaan herbisida menjadi sangat populer di kalangan petani.
Sementara itu, ISIS (Institute of Science in society, Innggris) melaporkan bahwa glyphosate dan metabolisme utamanya asam aminomethylphosphonic (AMPA) adalah pencemar utama di sungai-sungai utama dunia. Sementara adjuvant, sering tidak dapat dihitung keberadaannya di lingkungan, bahkan adjuvant biasanya dianggap 'rahasia' dan dilindungi oleh sebagian rahasia dagang.

Diantara adjuvant yang ada, yang utama adalah lemak polyethoxylated amine (POEA). POEA digunakan sebagai surfactant (bahan pemicu/pengaktif) dalam pormula Roundup, untuk meningkatkan daya larut dan penetrasi ke tanaman.

Pembunuh Jaringan Sel Manusia

Sel manusia yang diuji oleh Onstitut Biologi Caen, adalah sel jaringan utama HUVEC dari umbilical cord vein epithelium (organ pembunuh darah), rangkaian sel 293 ginjal, dan rangkaian sel JEG3 tembuni. Semua sel mati dalam waktu 24 jam sesudah terpapar formula Roundup.

Dalam Studi yang dilakukan, semua formula Roundup telah diuji pada konsentrasi 10 ppm (bagian per sejuta), hingga 2 persen dari rekomendasi Monsanto untuk penggunaan di lingkungan pertanian. Ini berarti bahwa formula Roundup itu diencerkan hingga 100.000 kali atau lebih dari yang biasa disemprot pertani dilahan.

Formula Roundup berupa variasi bahan-bahan aktif glyphosate : Roundup Express 7,2 g / L (R7.2); Roundup Bioforce, 360 g / L (R360); Roundup Grand Travaux, 400 g / L (R400), dan Roundup Grand Travaux 450 g / L (R450), glyphosate, AMPA, dan POEA.

Para peneliti menemukan bahwa keberadaan dari bahan-bahan kimia lainnya di formula Roundup, seperti POEA, sebenarnya membesarkan dampak racun glyphosate.

Toksisitas formula Roundup menjadi tidak proporsional dengan jumlah glyphosate yang terkandung, kemungkinan besar disebabkan POEA dan bahan lain yang ada disemua formula. POEA sendiri jauh lebih beracun dari pada formula Roundup, sedangkan AMPA lebih beracun daripada glyphosate.
Perlu diketahui pula, formula Roundup adalah "Turunan Langsung" dari formula agent-oranye yang pernah digunakan oleh tentara Amerika Serikat, untuk menyemprot hutan-hutan Vietnam, agent-oranye digunakan untuk membunuh pohon-pohon dan semak yang perkirakan tempat bersembunyi gerilyawan Vietkong.