Sabtu, 08 Januari 2011

Nutrend Herbafarm Solusi kelangkaan Pupuk

Nutrend Herbafarm Bio Organik solusi kelangkaan pupuk dan penghematan biaya pertanian. (TEKHNOLOGI MIKROBA).
      Menggunakan teknologi ini dapat menghemat penggunaan pupuk kimia sampai 50% sehingga dapat mengurangi biaya pembelian pupuk. Mikro organisme yang terdapat dalam Nutrend Bio Organik Herbafarm bisa mengikat nitrogen, melepaskan unsur hara yang terikat pada mineral liat tanah, sehingga unsur hara tanah bersifat makro dan mikro tersedia bagi tanaman. Membantu meningkatkan proses fotosintesa tanaman, sehingga proses pematangan buah menjadi sempurna.
Mikro organisme tanah merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi kesuburan tanah. Sebagian besar pertumbuhan tanaman tidak lepas dari mikro organisme tanah. Tanaman bisa tumbuh dengan baik jika mempunyai hubungan simbiosis mutualisme dengan mikro organisme.,
     Fungsi lain mikro oganisme dalam tanah adalah menguraikan bahan kimia yang sulit diserap menjadi bentuk yang mudah di serap oleh tanaman. Mikro organisme ternyata mengeluarkan suatu jenis zat yang berfungsi untuk memperlancar penyaluran hara dan air dari akar ke daun. Zat yang dikeluarkan mikro organisme ini dapat membantu penyebaran air dan nutrisi di seluruh permukaan daun. Keadaan ini akan meningkatkan produktivitas tanaman, karena penyaluran air dan nutrisi dapat berjalan lancar. Namun demikian perlu diingat  tidak semua mikro organisme bermanfaat, ada mikro organisme yang merugikan.
     Mikroba dalam Nutrend Herbafarm Bio Organik merupakan mikroba pilihan yang di seleksi melalui proses penelitian yang ketat. sehingga mikroba ini akan memberi hasil yang optimal.
  
 Apa saja mikroba dalam Nutrend Herbafarm Bio Organik ?
1. Azotobacter sp.
      Berfungsi untuk melindungi atau menyelimuti hormon tumbuh yang terdapat dalam Nutrend Herbafarm Bio Organik dan juga  berfungsi sebagai mikroba penambat N  ( nitrogent) dari udara bebas. Mikroba ini membantu kita bisa menghemat pupuk urea sampai 50%. Sedangkan Mikroba Azospirilum, sp. sebagai penambant N non simbiotik bisa digunakan untuk semua jenis tanaman.

2. Mikroba Selulolitik. Menghasilkan enzim selulos yang berguna dalam proses pembusukan bahan organik.
       Salah satu masalah yang sering di temui ketika menerapkan pertanian organik adalah kandungan bahan organik dan status hara yang rendah. Petani organik mengatasi masalah tersebut dengan memberikan pupuk hijau atau pupuk kandang. Kedua jenis pupuk itu adalah limbah organik yang telah mengalami penghancuran sehingga menjadi tersedia bagi tanaman. limbah organik seperti sisa-sisa tanaman dan kotoran binatang ternak tidak bisa langsung diberikan ke tanaman, limbah organik harus di hancurkan / di komposkan  terlebih dahulu oleh mikroba tanah menjadi unsur hara yang dapat di serap oleh tanaman.
3. Proses pengkomposan alami memakai waktu yang sangat lama, berkisar antara 6 bulan hingga setahun sampai bahan organik tersebut benar benar tersedia bagi tanaman. Proses pengkomposan dapat di percepat dengan menggunakan mikroba penghancur
( dekomposer ) yang berkemampuan tinggi. Penggunaan mikroba dapat mempersingkat proses dekomposisi dari beberapa bulan menjadi beberapa minggu saja. Dipasaran saat ini banyak tersedia produk-produk biodekomposer untuk mempercepat pengkomposan.
4. Mikroba pelarut fospat. Berpungsi untuk melarukan Fosfat
        Berfungsi untuk melarutkan fosfat yang terikat dalam mineral    tanah  menjadi seyawa  yang mudah di serap oleh tanaman.
Selain itu dapat membantu proses dekomposisi. psudomonas sp dapat menghasilkan enzim pengurai yang di sebut lignin dan berpungsi  juga untuk memecah mata rantai dari zatzat kimia yang tidak dapat terurai oleh mikroba lain nya.

5.  Lactobacillus  sp
           Berpungsi untuk membantu proses fermentasi  bahan organik  menjadi  seyawa-senyawa asam laktat  yang dapat di serap   tanaman.
6. Pseudomonas  sp. (pengurai  pestisida)
          Merupakan  mikroba yang mampu mengurai racun pestisida  menjadi unsur yang tidak membahayakan. dengan mikroba ini, sekalipun tanaman di semprot dengan pestisida, tanah akan tetap subur karena residu pestisida di   urai dalam tanah


2.   HORMON PERTUMBUHAN/ ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT)
         Zat pengatur tumbuh berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman, juga bagi kelangsungan hidupnya. Tanpa adanya zat pengatur tumbuh berarti tidak ada pertumbuhan. Zat pengatur tumbuh pada tanaman didefinisikan sebagai senyawa organik bukan hara. Ahli biologi tumbuhan telah mengidenttifikasi 5 tipe utama ZPT yaitu auksin, sitokin, giberelin, asam absisat dan etilen.
         Auksin, fungsi utamanya mempengaruhi pertambahan panjang batang, pertumbuhan, percabangan akar dan perkembangan Buah,  
Sitokinin, fungsi utamanya mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar, mendorong pembelahaan sel dan pertumbuhan, mendorong perkecambahan, dan menunda penuaan.  
Giberelin, fungsi utamanya mendorong perkembangan biji, perkembangan kuncup, pemanjangan batang dan pertumbuhan daun, mendorong pembungaan dan perkembangan buah, mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar
Asam absisat (ABA), berfungsi utamanya menghambat pertumbuhan, merangsang penutupan stomata pada kekurangan air, mempertahankan dormansi
Etilen, fungsi utamanya mendorong pematangan, memberikan pengaruh yang berlawanan dengan beberapa pengaruh auksin, mendorong atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan akar, daun batang dan bunga.