Kamis, 06 Januari 2011

Sifat-Sifat Tanah

BAB I
TANAH DAN KESUBURAN
     
 Tanah memiliki 4 unsur utama bagi tumbuhan yaitu :
  1. Memberi unsur hara ( makanan tumbuhan ) dan sebagai tempat akar
  2. Menyediakan air dan sebagai tempat penampung air
  3. Menyediakan  udara sebagai tempat  akar
  4. Sebagai media tempat  tumbuhnya  tanaman.
     Tetapi sebenarnya ada satu lagi fungsi utama yang sering terlupakan yaitu  :   
     Tanah berfunsi   sebagai Tempat  hidupnya mikroba tanah yang bermanpaat bagi tanaman.

      Kunci kesuburan tanah adalah bagaimana kita saling menyeimbangkan unsur biologi, kimia dan  fisik  (media tanah)
      Selama ini, kebanyakan petani hanya fokus kepada unsur kimia saja. Akibatnya hasil panen malah merosot.   Dan Biologis tanah pun terganggu  Faktanya  sejak 1990, hasil panen kita tidak pernah optimal.


FISIK TANAH


 Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari kegiatan bertanam, kita perlu memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan fisik tanah .
Ada 2 hal utama yang perlu kita perhatikan, yaitu   :
       1. Sifat fisik tanah dan
       2. Perawatan terhadap fisik tanah
 
SIFAT FISIK TANAH
 Ada tiga hal sifat fisik tanah yang perlu diperhatikan yaitu propil, warna, dan tekstur tanah
 
1.    PROPIL TANAH
      Jika kita menggali tanah sampai kedalaman  tertentu, kita bisa menemukan gradasi warna yang membentuk  lapisan-lapisan ( horison ) atau biasa  di sebut propil  tanah.
     Ada tiga propil utama yaitu  :
  1. Horison A  -  Top soil, adalah lapisan tanah paling atas. Sebenarnya di atas horison A ada  lapisan O yang merupakan singkatan dari organik yaitu tumpukan bahan organik di atas  tanah.
  2. Horison B  -  Zona penumpukan (illuvation zone) memiliki bahan organik yang lebih sedikit.
  3. Horison adalah zona yang terdiri dari batuan terlapuk yang merupakan bagian batu induk.                 
Kegiatan pertanian umumnya  berada pada bagian horison A dan B selain itu zona O di atas A tanah  juga memungkinkan.
  
2.    WARNA TANAH
            Warna dalah beberapa petunjuk untuk sipat tanah. Biasanya perbedaan warna permukaan tanah di sebabkan  oleh perbedaan kandungan bahan organik. Semakin gelap warna tanah semakin tinggi kandunan organik nya. Di daerah yang mempunyai sistem drainase ( Serapan air ) buruk. Warna tanahnya abu-abu karena ion besi yang terdapat di dalam tanah berbentuk Fe2 +
3.  TEKSTUR TANAH.
             Komponen mineral dalam tanah terdiri dari campuran partikel- partikel yang secara individu berbeda ukurannya. Menurut ukuran partikelnya. Komponen mineral dalam tanah dapat di bedakan menjadi tiga yaitu  :
      1.  Pasir, berukuran 50 mikron – 2 mm
      2.  Debu, berukuran 2 – 50 mikron
      3.  Liat, berukuran di bawah 2 mikron
 
     Tanah bertekstur pasir sangat mudah di diolah, tanah jenis ini memiliki Aerasi (ketersediaan rongga udara) dan drainase yang baik, namun memiliki luas permukaan kumulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan air sangat rendah atau tanahnya lebih cepat kering.
            Tekstur tanah sangat berpenaruh pada proses pemupukan. Tanah bertektur pasir     memerlukan pupuk yang lebih besar karena unsur hara yang tersedia pada tanah berpasir lebih rendah. Tanah berpasir pupuk tidak bisa diberikan sekaligus karena akan segera hilang terbawa air atau menguap.

PERAWATAN FISIK TANAH
           Ketika petani membajak sawah, mencangkul, dan menggemburkan tanah, sebenarnya yang mereka lakukan adalah melekukan perawatan fisik tanah. Dengan di cangkul, di bajak atau di gemburkan maka akan terbentuk rongga-ronga ( aerasi - jalan udara ) yang memunkinkan udara masuk kedalam tanah, dan membuat akar mudah tubuh karena tidak terhalang akar keras.
KIMIA TANAH

 Memperhatikan  kimia tanah juga sama pentingnya dengan memperhatikan fisika tanah.  
Jika ingin mendapatkan hasil  yang optimal dari bertanam.
       Ada 2 hal utama yang perlu kita perhatikanyaitu   :
       1. Sifat kimia tanah ( PH ) dan
       2. Kesediaan hara kimia tanah yang di butuhkan.

    1.   SIPAT KIMIA TANAH
           Sipat kimia tanah berkaitan erat dengan pemupukan. Jika kita mengetahui sipat kimia tanah akan didapat gambaran jenis dan jumlah pupuk yang di butuhkan. Pengetahuan tentang sipat kimia tanah juga dapat membantu memberikan ganbaran reaksi pupuk setelah ditebarkan ke tanah.
          Salah satu sipat kimia tanah adalah keasaman atau pH (potential of hidrogen ). Di indonesia pH tanah umumnya berkisar 3 – 9 tetapi untuk daerah rawa seperti tanah gambut ditemukan pH di bawah 3 karena banyak mengandung asam sulpat sedangkan di daerah kering atau daerah dekat pantai Ph tanah dapat mencapai di atas 9 karena banyak mengandung garam natrium.
     Ada 3 alasan utama nilai pH tanah penting untuk di ketahui   :
  1. Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman, pada umumnya unsur hara mudah di serap oleh akar tanaman pada pH tanah Netral 6 – 7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut dalam air.
  2. pH  tanah juga menunjukan keberadaan unsur-unsur yang bersipat racun bagi tanaman
  3. pH tanah sangat mempengaruhi perkembangan mikroorganisme di dalam tanah. Pada pH 5, 5 – 7  bakteri jamur pengurai organik berkembang baik.
            Tindakan pemupukan tidak akan epektif apabila pH tanah di luar batas optimal. Pupuk yang telah di tebarkan tidak akan mampu di serap tanaman dalam jumlah yang di harapkan, karena pH tanah sangat penting untuk di ketahui jika efesiensi pemupukan ingin di capai. Pemilihan jenis pupuk tanpa mempertimbangkan pH tanah juga dapat memperburuk pH tanah.Secara umum pH yang ideal bagi pertumbuhan tanaman adalah mendekati netral 6,5 – 7. namun kenyataan setiap jenis tanaman memiliki kesesuaian pH yang berbeda.

 2   UNSUR HARA TANAH
      Unsur hara adalah kebutuhan pokok tanaman baik berupa nutrisi maupun sumber energi yang menunjang kehidupan tanaman. Sedikiynya ada 60 jenis unsur hara yang di butuhkan oleh tanaman dan 16 unsur atau senyawa diantaranya merupakan unsur hara esensial yang mutlak dibutuhkan tanaman untuk mendukung pertumbuhanya. Kekurangan hara bisa menyebabkan tanaman mati.
      Unsur hara bisa di bagi menjadi dua bagian utama ; hara makro dan hara mikro
 
       2. 1. Unsur hara makro
  • Carbon / Karbon (CO), diambi oleh tanaman dari karbondioksida dari udara.
  • Hidrogen (H), diperoleh tanaman dengan cara memecah air (H2O) dari udara dan tanah. Hidrogen berguna dalam pembentukan gula menjadi karbohidrat.
  • Nitrogen (N), diperlukan untuk pertumbuhan terutama pada fase vegetatif yaitu pertumbuhan                 cabang, daun dan batang. Nitrogen juga bermanfaat dalam proses pembentukan hijau daun atau klorofi. Kekurangan Nitrogen menyebabkan pertumbuhan tidak normal, kerdil, daun  menguning dan kering.
  • Phospor / Fospor (P), berguna untuk pembentukan akar, sebagai bahan dasar meningkatkan hasil biji-bijian  dan umbi-umbian. Kekurangan Fospor menyebabkan tanaman menjadi kerdilpertumbuhan akar tidak baik, dan pertumbuhan cabang dan ranting meruncing
  • Calsium/ kalsium (Ca), berpungsi sebagai pengatur pengisapan air dari dalam tanah. Kalsium  juga berguna untuk menghilangkan (penawar) racun dalam tanah. Kekurangan Kalsium dapat  menyebabkan pertumbuhan pucuk  ranting terhambat dan batang tidak kokoh. 
  • Sulfur / belerang (S), membantu tanaman dalam membentuk bintil akar, pertumbuhan tunas dan  membentuk hijau daun (Klorofil). Sulfur merupakan unsur penting dalam pembentukan berbagai  jenis asam amino. Kekurangan sulfur / belerang menyebabkan daun muda berubah warna menjadi hijau muda, mengkilap agak keputihan selanjutnya akan berubah menjadi kuning, tanaman akan tampak kerdil, kurus dan batangnya pendek. 
  • Oksigen (O2), diperoleh tanaman dari udara. Sekitar 21% volume udara adalah oksigen. Oksigen diisap tanaman dari udara melalui proses respiras. Oksigen dibutuhkan tanaman untuk membentuk bahan organis tanaman 
  • Magnesium (Mg), membantu proses pembentukan hijau daun daun atau klorofil. Selain berfungsi untuk membentuk  karbohidrat, lemak, dan minyak, magnesium juga membantu proses transportasi fospat dalam tanah.
  • Kalium (K), membantu pembentukan protein  dan karbohidrat  selain itu juga berfungsi untuk memperkuat jaringan tanaman dan berperan dalam pembentukan antibodi  tanaman yang bisa melawan penyakit dan kekeringan. Jika kekurangan kalium, tanaman tidak tahan terhadap penyakit, kekeringan dan udara dingin.
     2.2.  Unsur Hara Mikro 
  • Chlor (C), membantu meningkatkan produksi tanaman. Khususnya  untuk tanaman tembakau, kentang, kapas, kol, sawi  dan tanaman sayuran. Kekurangan Chlor akan menyebabkan produktifitas rendah.
  • Fero Besi (Fe),berperan dalam proses fisiologi tanaman seperti proses pernapasandan pembentukan zat hijau daun  atau Klorofil. Kekurangan  zat besi menyebabkan tanaman kerdi, terutama pada tanaman sayuran.
  • Mangan (Mn), bermanpaat dalam proses asimasi dan berpungsi dalam pembentukan enzim dalam tanaman. Kekurangan   Mangan menyebabkan tanaman kerdil, terutama pada tanaman sayuran.
  • Cuprum/ Tembaga (Cu), bermanfaat bagi tanaman dalam proses pembentukan Klorofil. Kekurangan tembaga pada  Media Tanam akan menyebabkan ujung daun layu.
  • Boron (Bo), berfungsi membawa karbohidrat ke seluruh jaringan tanaman dan berperan pada pertumbuhan tanaman  selain itu juga meningkatkan kualitas produksi sayuran dan buah-buahan. 
  • Molibdenum (Zn), mempunyai fungsi dalam pembentukan hormon tanaman yang berguna untuk pertumbuhan.   
BIOLOGI TANAH
  
Memperhatikan biologi tanah juga sama pentingnya dengan memperhatikan fisika atau kimia tanah. Akan tetapi selama puluhan tahun, terutama sejak ditemukan pupuk kimia, unsur biologi kurang mendapat perhatian. Bahkan seringkali penggunaan pupuk kimia justru membunuh mikroba dalam tanah. Pada awalnya memang penggunaan pupuk kimia meningkatkan hasil panen secara segnifikan, akan tetapi lama kelamaan merosot dan tanah semakin lama semakin tidak subur. Dari berbagai penelitian yang mendalam dan memakan waktu yang lama akhirnya diketahui bahwa kekurangan unsur biologi lah salah satunya yang menyebabkan tanah semakin lama semakin tidak subur. Ada dua hal utama yang perlu kita perhatikan, mengenai pendekatan biologi untuk kesuburan tanaman, yaitu  :

1. MIKROBA TANAH
          Tanah sangat kaya akan keragaman mikroorganisme, seperti bakteri, aktinomicetes, fungi, protozoa, alga dan virus. Tanah pertanian yang subur mengandung lebih dari 100 juta mikroba per gram tanah. Produktifitas dan daya dukung tanah tergantung pada aktivitas mikroba tersebut. Mikroorganisme tanah merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi kesuburan tanahSebagain besar pertumbuan tanaman tidak lepas dari mikroorganisme tanah.
          Fungsi Mikroorganisme dalam tanah adalah menguraikan bahan kimia yang sulit di serap menjadi bentuk yang mudah diserap oleh tanaman. Mikroorganisme ternyata mengeluarkan suatu zat yang berfungsi untuk memperlancar penyaluran hara dan air dari akar ke daun. Zat yang dikeluarkan mikroorganisme ini akan dapat membantu penyebaran air dan nutrisi di seluruh permukaan dau. Keadaan ini akan meningkatkan produktivitas tanaman, karena penyaluran air dan nutrisi dapat berjalan lancar.
          Mikroba-mikroba tanah banyak yang berperan di dalam penyediaan maupun penyerapan unsur hara bagi tanaman. Tiga unsur utama hara penting tanaman, yaitu Nitrogen (N), Pospat (P), Kalium (K), seluruhnya melibatkan aktivitas mikroba. Hara N tersedia melimpah di udara. Kurang lebih 74% kandungan udara adalah N. namun, N udara tidak dapat langsung dimanfaatkan tanaman.
N harus di tambat oleh mikroba dan di ubah bentuknya menjadi tersedia untuk tanaman. Mikroba penambat N ada yang bersimbiosis dan ada pula yang hidup bebas.
Mikroba penambat N simbiotik antara lain : Rhizobium sp yang hidup di dalam bintil akar tanaman kacang-kacangan (leguminum). Mikroba penambat N non- simbiotik misalnya : Azospirillum sp dan Azotobacter sp. Mikroba penambat N simbiotik hanya bisa di gunakan untuk tanaman leguminose saja. Sedangkan mikroba penambat N non-simbiotik dapat di gunakan untuk semua jenis tanaman.
 
2.   HORMON PERTUMBUHAN / ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT)
         Zat pengatur tumbuh berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman, juga bagi kelangsungan hidupnya. Tanpa adanya zat pengatur tumbuh berarti tidak ada pertumbuhan. Zat pengatur tumbuhan pada tanaman didefinisikan sebagai senyawa organik bukan hara. Ahli bioloi tumbuhan telah mengidenttifikasi 5 tipe utama ZPT yaitu auksin, sitokin, giberelin, asam absisat dan etilen.
       Auksin, fungsi utamanya mempengaruhi pertambahan panjang batang, pertumbuhan, percabangan akar dan perkembangan buah
        Sitokinin, fungsi utamanya mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar, mendorong pembelahaan sel dan pertumbuhan, mendorong perkecambahan, dan menunda penuaan
     Giberelin, fungsi utamanya mendorong perkembangan biji, perkembangan kuncup, pemanjangan batang dan pertumbuhan daun, mendorong pembuangan dan perkembangan buah, mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar
      Asam absisat (ABA), berfungsi utamanya menghambat pertumbuhan, merangsang penutupan stomata pada kekurangan air, mempertahankan dormansi
       Etilen, fungsi utamanya mendorong pematangan, memberikan pengaruh yang berlawanan dengan beberapa pengaruh auksin, mendorong atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan akar, daun batang dan bunga. 
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar